
Yamas.or.id – Di era modern yang serba cepat ini, banyak orang menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kesibukan yang berlebihan sering kali menyebabkan stres, kelelahan, bahkan menurunnya kualitas hidup. Dalam Islam, keseimbangan ini sangat ditekankan, dan Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam mengatur waktu dengan baik sehingga setiap aspek kehidupannya tetap berjalan harmonis.
Lebih dari itu, praktik manajemen waktu ala Rasulullah SAW tersebut tak hanya menjadikan hidup lebih produktif, melainkan juga menjadikan seseorang hidup dalam keberkahan. Lalu, bagaimana cara Rasulullah membagi waktu? Nah, sahabat dapat mengetahui jawabannya dalam artikel di bawah ini secara lengkap, baca sampai selesai ya!
- Pengertian Work Life Balance
- Keutamaan Waktu dalam Islam
- 5 Prinsip Manajemen Waktu Ala Rasullulah SAW
Pengertian Work Life Balance
Seorang Dosen Psikologi di Universitas Gadjah Mada, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D, pernah menjelaskan definisi work life balance dalam artikel berjudul “The Importance of Work-Life Balance for a Better Life”.
Menurutnya, arti work life balance adalah istilah yang menggambarkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kehidupan yang seimbang tidak hanya tentang kerja dan keluarga, tetapi juga mencakup diri sendiri serta kehidupan sosial.
Jadi, work life balance adalah kondisi di mana seorang pekerja bisa mengatur dan membagi waktu antara tanggung jawab pekerjaan dengan kehidupan pribadi.
Dengan work life balance yang baik, seseorang bisa lebih produktif di tempat kerja. Selain itu, mereka juga tetap bisa menikmati waktu luang bersama orang terdekat dan untuk diri sendiri. Bahkan, mereka akan punya waktu untuk menekuni hobi ketika sudah mencapai work life balance.
Keutamaan Waktu dalam Islam
Mengutip dari Republika.co.id Islam memberikan perhatian besar terhadap waktu dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini terlihat dalam banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang waktu, bahkan Allah SWT bersumpah atas waktu-waktu tertentu dalam beberapa surat, seperti dalam QS. Al-Lail (waktu malam), an-Nahar (waktu siang), al-Fajr (waktu fajar), adh-Dhuha (waktu matahari naik), dan al-Asr (masa)
Ketika Allah SWT bersumpah dengan sesuatu dari makhluk-Nya, hal ini menunjukkan betapa penting dan agungnya hal tersebut. Tujuannya adalah agar manusia memberikan perhatian lebih terhadap waktu dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang sering diabaikan oleh manusia. Dalam haditsnya, beliau bersabda:
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang merugi padanya: waktu luang dan kesehatan.” (HR. Bukhari)
Di kutip dari uin-antasari.ac.id. Salah satu bentuk syukur atas nikmat waktu adalah dengan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat
Ibnu Umar radhiallahuanhuma pernah bercerita bahwa Rasulullah SAW memegang kedua pundaknya seraya bersabda: “Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara.” Ibnu Umar kemudian menambahkan, “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari. Gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Bukhari). Hadis ini mengajarkan kita untuk tidak menunda-nunda kebaikan dan selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Dr. A’idh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan (h. 15) mengumpamakan waktu yang kosong sebagai siksaan halus seperti yang terjadi di penjara China. Di sana, narapidana ditempatkan di bawah pipa air yang hanya meneteskan air setiap menit selama bertahun-tahun. Dalam penantian panjang ini, banyak narapidana menjadi stres dan kehilangan kewarasannya.
5 Prinsip Manajemen Waktu Ala Rasullulah SAW
Menurut Tebuireng Online. Setiap manusia diberikan waktu yang sama dalam sehari, yaitu 24 jam. Namun, bagaimana seseorang mengatur waktunya akan menentukan keseimbangan hidupnya. Oleh karena itu, waktu harus dibagi dengan baik agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan akal (belajar, membaca, menganalisis), jasad (bekerja, olahraga, istirahat, makan), dan ruh (ibadah dan amal saleh).
Syaikh Mahmud Al-Mishri mengingatkan bahwa keseimbangan antara akal, jasad, dan ruh adalah unsur penting dalam kehidupan manusia. Akal membutuhkan kegiatan intelektual seperti membaca dan merenung, jasad membutuhkan aktivitas fisik serta istirahat, sedangkan ruh memerlukan asupan spiritual melalui ibadah dan amal saleh
Rasulullah SAW membagi waktu dengan sangat baik sehingga kehidupan beliau tetap produktif dan berkah. Berikut adalah beberapa prinsip manajemen waktu yang beliau ajarkan:
- Menyusun Prioritas – Rasulullah selalu mendahulukan kewajiban utama, seperti ibadah, sebelum melakukan aktivitas lainnya.
- Disiplin dalam Beribadah – Waktu-waktu salat menjadi patokan dalam mengatur keseharian, sehingga ada keseimbangan antara pekerjaan dan ibadah.
- Menghindari Kelebihan Beban – Rasulullah SAW selalu menekankan pentingnya keseimbangan antara kerja dan istirahat.
- Meluangkan Waktu untuk Keluarga – Rasulullah tidak hanya sibuk berdakwah dan memimpin umat, tetapi juga meluangkan waktu untuk istri, anak, dan sahabat.
- Menjaga Kesehatan – Beliau rutin berolahraga, makan secukupnya, dan menjaga waktu istirahat yang cukup.
Dengan meneladani Rasulullah SAW dalam mengelola waktu, kita dapat mencapai keseimbangan hidup yang harmonis, produktif, dan penuh berkah. Islam tidak melarang seseorang untuk bekerja keras, tetapi juga mengajarkan agar kita tidak lalai dalam menjaga kesehatan, hubungan sosial, dan ibadah kepada Allah SWT. Dengan manajemen waktu yang baik, work life balance dapat tercapai, sehingga hidup menjadi lebih tenang dan berkualitas.
Artikel Lainnya : Sahabat Yamas Kebersamaan Berbagi Jumat Berkah Penyaluran Pekerja Jalanan